Monday, May 24, 2010

DEFINISI-DEFINISI KOMUNIKASI DAN TIPSNYA

Untuk memenuhi tugas mata kuliah psikologi komunikasi, saya mencoba menyajikan pada anda beberapa definisi komunikasi dan tips-tips berkomunikasi yang baik...Anda sama seperti saya, tentunya selalu melakukan aktivitas komunikasi, baik aktif maupun pasif, bahkan saat anda tertidur.

...saat anda menonton televisi dan mengkritisi berita yang ditampilkan dengan bermonolog atau saat anda benar-benar terlibat dalam suatu percakapan

Istilah komunikasi sendiri menunjuk kepada komunikasi yang dilakukan antar manusia. Manusia sendiri oleh para ilmuwan disebut sebagai sesuatu homo socius, artinya mahluk ciptaan Tuhan yang tidak bisa berdiri sendiri dalam hidupnya dan selalu bergantung pada orang lain, dan kegiatan untuk berkomunikasi itulah disebut komunikasi. Disamping itu perlu pula dilakukan penegasan terhadap masalah komunikasi dari segi lain karena komunikasi juga bisa berarti hubungan, misalnya:

  1. Physical communication, yang berarti komunikasi dengan menggunakan kendaraan, baik kendaraan laut, darat, maupun udara atau antariksa.
  2. Telecomunication, yaitu komunikasi dengan menggunakan sarana telepon, telex dan kawat. Sekarang sudah pula terdapat gabungan antara telepon dan televise.
  3. Signal Comunication, yaitu komunikasi dengan menggunakan tanda-tanda seperti tanda-tanda Morse dan sebagainya.

Diluar negeri ilmu komunikasi disebut comunicology dan di masyarakat, baik di dalam maupun di luar negeri, dipergunakan istilah “komunikasi social” atau “komunikasi antar manusia”

Mendefinisikan komunikasi, menurut Little Jhon (1978) merupakan suatu hal yang sulit karena sifatnya yang kompleks dan proses yang multidisipliner. The internasional Commision for the study of Communication Problems (1980) lebih menekankan pengertian komunikasi sebagai proses dalam mempertukarkan berita, data, pendapat atau pesan antara perorangan dan masyarakat. Komunikasi mempunyai peranan sentral dalam segala kegiatan sosial, ekonomi dan politik dalam masyarakat, nasional maupun internasional.

Menurut Edgar Dale, komunikasi merupakan suatu metode yang paling berguna dalam usaha meningkatkan efektifitas bahan audiovisual. Hal ini selaras dengan pendapat Hoban yang menyatakan bahwa pendekatan yang paling berguna untuk memahami dan meningkatkan efisiensi bidang audiovisual adalah melalui konsep komunikasi.

Pada awalnya teori komunikasi yang paling mendapat perhatian adalah teori komunikasi yang dikemukakan oleh Shannon dan Weaver, yaitu komunikasi bersifat linear dengan arah yang tertentu dan tetap, yakni dari sumber (komunikator) kepada penerima (komunikan) dan diantaranya terdapat adanya sumber gangguna (noise) yang senantiasa ada dalam setiap situasi. Unsur komunikasi ini selanjutnya disempurnakan oleh Schramm dengan menambahkan adanya lingkup pengalaman (field of experience) dan umpan balik, dimana komunikasi terjadi jika adanya kesamaan interpretasi akan arti lambang yang dipakai.

Kemudian tahun 1960 Berlo berpendapat lain, bahwa komunikasi tidak bersifat linear dan bahkan menunjukkan adanya dinamika hubungan di antara unsur-unsur. Segala bentuk pesan lambang, verbal, taktik serta wujud nyata merupakan bagian dari keseluruhan komunikasi. Menurut Rogers dan Kincaid teori komunikasi Shannon /Weaver dan Berlo masih mengandung kelemahan, yaitu:

  • Adanya kecenderungan memandang objek komunikasi sebagai suatu hal yang sederhana dan dapat diisolasi yaitu seakan-akan terlepas dari lingkungan tempatnya proses itu berlangsung;
  • Adanya kecenderungan memusatkan perhatian pada pesan itu sendiri, tanpa menghiraukan keberadaan dalam keadaan diam, serta saat tibanya pesan itu;
  • Adanya kecenderungan untuk memusatkan pada hasil komunikasi secara psikologis yang tertuju pada perseorangan yang terpisah dan bukannya pada dampak sosial, dan saling berhubungan antara pribadi dalam suatu jalinan (network);
  • Terlalu percaya pada hubungan sebab akibat yang bersifat mekanistik dan searah, padahal seharusnya pada hubungan yang saling terjalin.

Dengan menunjukkan kelemahan-kelemahan teori komunikasi tersebut, selanjutnya Rogers dan Kincaid mengajukan teori komunikasi yang disebut dengan teori komunikasi konvergensi. Dalam teori ini tidak dibedakan antara sumber (komunikator) dan penerima (komunikan) karena peranan itu dapat berlangsung secara bersamaan pada seseorang dalam suatu konteks komunikasi. Proses itu tidak berlangsung antar- individu saja melainkan dalam suatu realitas sosial yang berlangsung tanpa awal dan akhir, sepanjang manusia sadar akan diri dan lingkungannya.


Terdapat 126 defenisi komunikasi yang dapat dikumpulkan oleh Frank E.X. Dance. semuanya setelah dirangkum dapat dikategorikan manjadi 15 komponen konseptual. Yaitu:

  1. Simbol/verbal/ujaran, komunikasi adalah pertukaran pikiran atau gagasan secara verbal. (Hoben, 1954)
  2. Pengertian/pemahaman, proses di mana kita memahami dan dipahami orang lain. Komunikasi merupakan proses yang dinamis dan secara konstan berubah sesuai dengan situasi yang berlaku. (Anderson, 1959)
  3. Interaksi/hubungan/proses sosial. Interaksi adalah perwujudan komunikasi. Tanpa komunikasi tidak akan terjadi interaksi. (Mead, 1963)
  4. Pengurangan rasa ketidakpastian. Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego. (Burnland, 1964)
  5. Proses, komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dll. melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar, angka dll.
  6. Pengalihan/penyampaian/pertukaran. Penggunaan kata komunikasi menunjuk pada pengalihan dari suatu benda atau orang ke benda atau orang lainnya menjadi bermakna. Misal kata pepohonan mewakili objek pohon.
  7. Menghubungkan/menggabungkan. Komunikasi adalah proses yang menghubungkan satu bagian kehidupan dengan bagian lainnya.
  8. Kebersamaan. Komunikasi adalah proses yang membuat sesuatu yang semula dimiliki seseorang menjadi milik dua orang atau lebih.
  9. Saluran/jalur/alat. Komunikasi adalah alat pengirim pesan. Misalnya telegraph, telepon, radio, kurir, dll.
  10. Replikasi memori. Komunikasi adalah proses mengarahkan perhatian dengan menggugah ingatan.
  11. Tanggapan Diskriminatif, komunikasi adalah tanggapan pilihan atau terarah pada suatu stimulus.
  12. Stimuli, setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai penyampaian informasi yang berisikan stimuli diskriminatif, dari suatu sumber terhadap penerima.
  13. Tujuan/kesengajaan, komunikasi pada dasarnya penyampaian pesan yang disengaja dari sumber terhadap penerima dengan tujuan mempengaruhi tingkah laku pihak penerima.
  14. Waktu/situasi, komunikasi merupakan suatu transisi dari suatu struktur keseluruhan situasi atau waktu sesuai pola yang diinginkan.
  15. Kekuasaan/kekuatan, komunikasi adalah suatu mekanisme yang memimbulkan kekuatan atau kekuasaan.

Kelima belas komponen konseptual tersebut di atas merupakan kerangka acuan yang dapat dijadikan dasar dalam menganalisis fenomena peristiwa komunikasi. Komponen-komponen tersebut baik secara tersendiri, secara gabungan atau secara keseluruhan dapat dijadikan sebagai fokus perhatian dalam penelitian.


JENIS-JENIS TEORI KOMUNIKASI
Menurut Littlejohn (1989) berdasarkan metode penjelasan serta cakupan
1. Teori-teori Umum (general theories), teori ini merupakan teori yang mengarah pada bagaimana menjelaskan fenomena komunikasi (metode penjelasannya). Karenanya teori ini memberi analisa piker suatu teori, terdiri dari:
2. Teori-teori fungsional dan struktural. Ciri dan pokok pikiran dari teori ini adalah: Individu dipengaruhi oleh struktur sosial atau sistem sosial dan individu bagian dari struktur. Sehingga cara pandangnya dipengaruhi struktur yang berada di luar dirinya. Pendekatan ini menekankan tentang sistem sebagai struktur yang berfungsi. Karakteristik dari pendekatan ini adalah:

  • Mementingkan sinkroni (stabilitas dalam kurun waktu tertentu) daripada diacrony (perubahan dalam kurun waktu tertentu). Misalnya dalam mengamati suatu fenomena menggunakan dalil-dalil yang jelas dari suatu kaidah. Perubahan terjadi melalui tahapan metodologis yang telah baku.
  • Cenderung memusatkan perhatiannya pada akibat-akibat yang tidak diinginkan(unintended consequences) daripada hasil yang sesuai tujuan. Pendekatan ini tidak mempercayai konsep subjektivitas dan kesadaran. Fokus mereka pada faktor-faktor yang berada di luar kontrol kesadaran manusia
  • Memandang realitas sebagai sesuatu yang objektif dan independent. Oleh karena itu, pengetahuan dapat ditemukan melalui metode empiris yang cermat.
  • Memisahkan bahasa dan lambang dari pemikiran dan objek yanng disimbolkan dalam komunikasi. Bahasa hanyalah alat untuk merepresentasikan apa yang telah ada.
  • Menganut prinsip the correspondence theory of truth. Menurut teori ini bahasa harus sesuai dengan realitas. Simbol-simbol harus merepresentasikan ssuatu secara akurat.


3. Teori-teori Behavioral dan kognitif.
Teori ini berkembang dari ilmu psikologi yang memusatkan pengamatannya pada diri manusia secara individual. Beberapa pokok pikirannya:

  • Salah satu konsep pemikirannya adalah model stimulus-respon (S-R) yang menggambarkan proses informasi antara stimulus dan respon.
  • Mengutamakan analisa variabel. Analisis ini pada dasarnya merupakan upaya mengidentifikasi variabel-variabel kognitif yang dianggap penting serta mencari hubungan antar variabel.
  • Menurut pandangan ini komunikasi dipandang sebagai manifestasi dari proses berfikir, tingkah laku dan sikap seseorang. Oleh karenanya variabel-variabel penentu memegang peranan penting terhadap kognisi seseorang (termasuk bahasa) biasanya berada di luar kontrol individu. Contoh lain teori atau model yang termasuk dalam kelompok teori ini adalah Model Psikologi Comstock tentang efek televisi terhadap individu. Tujuan model ini adalah untuk memperhitungkan dan membantu memperkirakan terjadinya efek terhadap tingkah laku orang perorang dalam suatu kasus tertentu, dengan jalan menggabungkan penemuan-penemuan atau teori-teori tentang kondisi umum dimana efek selama ini dapat ditemukan. Model ini dinamakan model psikologi karena melibatkan masalah-masalah keadaan mental dan tingkah laku orang perorangan. Moel ini berpendapat , televisi hendaknya dianggap sederajat dengan setiap pengalaman, tindakan atau observasi personal yang dapat menimbulkan konsekuensi terhadap pemahaman (learning) maupun tindakan (acting). Jadi model ini mencakup kasus dimana televisi tidak hanya mengajarkan tingkah laku yang dipelajari dari sumber-sumber lain


4. Teori-teori Konvesional dan Interaksional.
Teori ini beranggapan bahwa agar komunikasi dapat berlangsung, individu-individu yang berinteraksi menggunakan aturan-aturan dalam menggunakan lambang-lambang. Bukan hanya aturan mengenai lambang itu sendiri tetapi juga harus sepakat dalam giliran berbicara, bagaimana bersikap sopan santun atau sebaliknya, bagaimana harus menyapa dan sebagainya. Teori ini berkembang dari aliran interactionisme simbolik yang menunjukan arti penting dari interaksi dan makna. Pokok pikiran teori ini adalah:

  • Kehidupan sosial merupakan suatu proses interaksi yang membangun, memelihara, serta mengubah kebiasaan-kebiasaan tertentu, termasuk dalam hal ini bahasa dan simbol. Komunikasi dianggap sebagai alat perekat masyarakat (the glue of society).
  • Struktur sosial dilihat sebagai produk dari interaksi. Interaksi dapat terjadi melalui bahasa, sehingga bahasa menjadi pembentuk struktur sosial. Pengetahuan dapat ditemukan melalui metode interpretasi.
  • Struktur sosial merupakan produk interaksi, karena bahasa dan simbol direproduksi, dipelihara serta diubah dalam penggunaannnya. Sehingga focus pengamatannya adalah pada bagaimana bahasa membentuk struktur social, serta bagaimana bahasa direproduksi, dipelihara, serta diubah penggunaannya.
  • Makna dapat berubah-ubah dari waktu ke waktu dari konteks ke konteks. Sifat objektif bahasa menjadi relatif dan temporer. Makna pada dasarnya merupakan kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh melalui interaksi. Oleh karena itu makna dapat berubah dari waktu ke waktu, konteks ke konteks, serta dari kelompok social ke kelompok lainnya. Dengan demikian sifat objektivitas dari makna adalah relative dan temporer

5. Teori-Teori Kritis dan Interpretif
Jenis teori ini berkembang dari tradisi sosiologi interpretift, yang dikembangkan oleh Alfred Schulzt, Paul Ricour et al. sementara teori kritis berkembang dari pemikiran Max Weber, Marxisme dan Frankfurt School.Interpretif berarti pemahaman (verstechen) berusaha menjelaskan makna dari suatu tindakan. Karena suatu tindakan dapat memiliki banyak arti, maka makna idak dapat dengan mudah diungkap begitu saja. Interpretasi secara harfiah merupakan proses aktif dan inventif. Teori interpretif umumnya menyadari bahwa makna dapat berarti lebih dari apa yang dijelaskan oleh pelaku. Jadi interpretasi adalah suatu tindakan kreatif dalam mengungkap kemungkinan-kemungkinan makna. Implikasi social kritis pada dasarnya memiliki implikasi ekonomi dan politik, tetapi banyak diantaranya yang berkaitan dengan komunikasi dan tatanan komunikasi dalam masyarakat. Meskipun demikian teoritisi kritis biasanya enggan memisahkan komunikasi dan elemen lainnya dari keseluruhan system. Jadi, suatu teori kritis mengenai komunikasi perlu melibatkan kritik mengenai masyarakat secara keseluruhan. Pendekatan kelompok ini terutama sekali popular di Negara-negara Eropa.Karakteristik umum yang mencirikan teori ini adalah:

  • Penekanan terhadap peran subjektifitas yang didasarkan pada pengalaman individual.
  • Makna merupakan konsep kunci dalam teori-teori ini. Pengalaman dipandang sebagai meaning centered.
  • Bahasa dipandang sebagai kekuatan yang mengemudikan pengalaman manusia.Di samping karakteristik di atas yang menunjukan kesamaan, terdapat juga perbedaan mendasar antara teori-teori interpretif dan teori-teori kritis dalam pendekatannya. Pendekatan teori interpretif cenderung menghndarkan sifat-sifat preskriptif dan keputusan-keputusan absolute tentang fenomena yang diamati. Pengamatan menurut teori interpretif, hanyalah sesuatu yang bersifat tentative dan relative. Sementara teori-teori kritis lazimnya cenderung menggunakan keputusan-keputusan absolut, preskriptif dan juga politis sifatnya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa teori interpretif ditujukan untuk memahami pengalaman hidup manusia, atau untuk menginterpretasikan makna-makna teks. Sedangkan teori kritis berkaitan dengan cara-cara di mana kondisi manusia mengalami kendala dan berusaha menciptakan berbagai metode untuk memperbaiki kehidupan manusia.


Jenis Teori-teori Kontekstual
Berdasarkan konteks dan tingkatan analisisnya, teori komunikasi dapat dibagi menjadi lima :

  • Intra personal communication, yaitu proses komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang. Fokusnya adalah pada bagaimana jalannya proses pengolahan informasi yang dialami seseorang melalui sistem syaraf dan inderanya. Umumnya membahas mengenai proses pemahaman, ingatan, dan interpretasi terhadap simbol-simbol yang ditangkap melalui pancainderanya.
  • Interpersonal communication, yaitu komunikasi antar perorangan dan bersifat pribadi baik yang terjadi secara langsung (non-media) atau tidak langsung (media). Fokus teori ini adalah pada bentukbentuk dan sifat hubungan, percakapan, interaksi dan karakteristik komunikator.
  • Komunikasi kelompok. Fokus pada interaksi diantara orang-orang dalam kelompok kecil. Komunikasi kelompok juga melibatkan komunikasi antar pribadi, namun pembahasannya berkaitan dengan dinamika kelompok, efisiensi dan efektifitas penyampaian informasi dalam kelompok, pola dan bentuk interaksi serta pembuatan keputusan.
  • Komunikasi Organisasi. Mengarah pada pola dan bentuk komunikasi yang terjadi dalam konteks dan jaringan organisasi. Komunikasi organisasi melibatkan bentuk-bentuk komunikasi formal dan informal. Pembahasan teori ini menyangkut struktur dan fungsi organisasi, hubungan antar manusia, komunikasi dan proses pengorganisasiannya serta budaya organisasi.
  • Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa yang ditujukan pada sejumlah khalayak yang besar. Proses komunikasi melibatkan keempat teori sebelumnya. Teori ini secara umum memfokuskan perhatiannya pada hal-hal yang menyangkut struktur media, hubungan media dan masyarakat, hubungan antara media dan khalayak, aspek-aspek budaya dari komunikasi massa, serta dampak komunikasi massa terhadap individu.


PROSES KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
Adapun proses suatu komunikasi berjalan melalui siklus, komunikator yang menyampaikan pesan kepada komunikan, din selanjutnya si komunikan beralih menjadikomunikator dan seterusnya, sehingga kegiatan komunikasi dapat berlangsung:
Dalam proses komunikasi akan timbul umpan balik atau feedback. Menurut Bovee Thill (2003) komunikasi sebagai proses mengirim dan menerima pesan, dan bisa dikatakan efektif apabila pesan tersebut dapat dimengerti dan menstimuli tindakan atau mendorong orang lain untuk mulakukan tindakan sesuai dengan pesan yang disampaikan tersebut.


KOMPONEN KOMUNIKASI

Komponen komunikasi yang terpokok diantaranya yaitu :

  • Komunikator, yaitu orang yang mengkomunikasikan atau menghubungkan suatu pesan kepada orang lain.
  • Komunikan, yaitu orang yang menerima pesan.
  • Pesan, yaitu berupa gagasan, pendapat dan sebagainya yang sudah dituangkan dalam suatu bentuk, dan melalui lembaga komunikasi diteruskan kepada orang lain atau komunikan.
  • Di samping komponen-komponon pokok tersebut dapat ditambahkan komponen lainnya seperti :
    a. Sumber, asal suatu gagasanatau pendapat yang menjadi suatu pesan. Sumber bisa berupa lembaga, kejadian, atau diri kita sendiri.
    b. Media komunikasi, yang merupakan sarana atau alat-alat atau saluran-saluran yang dipergunakan untuk menyalurkan pesan yang akan dikomunikasikan.
    c. Kegiatan encoding, artinya menuangkan gagasan atau pendapat dalam suatu bentuk pesan yang dinyatakan oleh komunikator kepada komunikan.
    d. Kegiatan decoding, artinya kegiatan untuk memahami suatu pesan yang diterima oleh komunikan dari komunikator.
    e. Tujuan yang berupa komunikan, bisa merupakan hadirin, massa, atau kelompok, atau pula perseorangan.

Cukup rumit bukan ternyata proses terjadinya komunikasi itu, tidak terjadi begitu saja seperti yang kita kira. Untuk itu bagaimana me nyiasati agar komunikasi yang kita lakukan berjalan dengan lancar sesuai dengan tujuan kita

Perilaku Pasif

Perilaku tidak spontan/ jujur

I’m not OK (meremehkan diri)

You are OK (menghargai orang lain)

Solusi : win-loose

Ekspresi wajah tidak berani menatap

Tubuh tidak tegap

Tangan sering kali diremas-remas

Tekanan suara lemahperilaku agresif

Perilaku Spontan

I’m OK (menganggap diri benar)

You are not OK (meremehkan orang lain)

Solusi : win-loose solution

Ekspresi wajah melotot,

Tekanan suara meningkat

Perilaku Pasif-Agresif

Pasif ketika situasi berlangsung, agresif di belakangnya. Perilaku yang banyak di lakukan di Indonesia.

I’m not OK (meremehkan diri)

You are OK (menghargai orang lain)

Solusi : loose winperilaku asertif

Perilaku Spontan/ Jujur

I’m OK (Ekspresi kejujuran)

You áre OK (menghargai orang lain)

Solusi : win-win

Ekspresi wajah menatap lawan bicara

Tekanan suara tepat

Tubuh tegap

Teknik asertif:

Berani menggunakan ‘saya…….

Menurut pendapat Saya, ……..

That's all...Silahkan dicoba...Semoga bermanfaat dan membuat komunikasi anda dengan lawan bicara lebih lancar.

Referensi:
http://blog.unila.ac.id/imadesulatra/files/2009/09/edukasi-net.doc
http://kuliah.dagdigdug.com/2008/04/22/komponen-konseptual-dan-jenis-jenis-teori-komunikasi/
http://tizna.student.fkip.uns.ac.id/2009/10/08/komunikasi-efektif/ http://forum.dudung.net/index.php?topic=14972.0