Sunday, July 11, 2010

3 Idiots Inspire Me

Apa anda pecinta film india?

Jika ia, tentu anda sudah menonton film 3 idiots.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai film ini bisa mengikuti link dibawah ini:

http://www.tubejin.com/movie/3-Idiots.aspx.

atau

http://gratisnontonfilm.blogspot.com/2010/02/3-idiots.html

Cerita tentang 3 sahabat yang menimba ilmu di Universitas ternama diIndia dan perjuangan mereka untuk lulus sampai akhirnya mereka menjadi orang sukses. Film ini menurut saya sangat inspiratif. Cocok disaksikan oleh para pelajar, orangtua, bahkan guru/dosen. Ceritanya yang tidak membosankan dan sangat membangun, menjadikannya sebagai "suntikan energi" bagi saya dan beberapa teman saya dalam mengerjakan skripsi, dapat menjadi referensi bagi orangtua agmear membantu anak untuk menemukan dan mengikuti "passion-nya", dan bagi pengajar sebagai salah satu pendorong kesuksesan pelajar. Saya salut dengan pemain dan penulis naskahnya. Two thumbs up deh untuk film ini.
Read more... 3 Idiots Inspire Me

Eclipse-Twlight Saga

Sudah nonton Eclipse?
Saya sendiri baru menontonnya Rabu kemarin di XX1 Giant Bekasi. Dan, wow. meskipun tidak seheboh novelnya-tapi bukannya semua film yang diangkat dari novel biasanya begitu-namun film ini tetap saja menarik dan mempesona. Selain bagi saya ini adalah satu-satunya film percintaan vampire yang paling ringan, tapi film ini bisa membungkus aura horor dan romantis pada saat yang bersamaan.

Adanya Taylor Lautner

dan Robert Pattinson,

sebagai pemeran,tentu saja membuat film ini praktis langsung digandrungi oleh wanita khususnya remaja putri. Saya sarankan untuk segera menontonnya sekarang, meskipun dibioskop antriannya masih ramai sekali. ^_^

Untuk trailernya bisa klik link dibawah ini
Untuk sinopsis dan detail ceritanya bisa ikuti link dibawah ini
http://eclipse-movie-trailer.blogspot.com/
Untuk teman-teman yang mau novelnya dalam bentuk soft copy sebenarnya saya punya, tapi tidak tahu bagaimana mengunggahnya disini supaya ketika diklik dapat didownload oleh pembaca. Nanti saya akan coba cari tahu caranya. Mungkin ada yang tahu?
Gambar diambil dari :
Read more... Eclipse-Twlight Saga

My Crazy Experience

SMA
Pengalamanku mendaki Gunung Arjuna. Ketika itu, semua orang sibuk mempersiapkan keperluan-keperluan untuk naik gunung. Gunung Arjuna, yang letaknya tidak terlalu jauh dari sekolahku, Gunung itu nampak cukup mempesona, saat aku meliriknya dari jendela kamarku.
Aku? Si Manusia lemah ini? Naik gunung? Gak, salah nih?
Pagi itu, aku melihat beberapa kendaraan, tepatnya truk dihalaman sekolahku. Ini adalah kendaraan yang akan kami tumpangi ke daerah kaki Gunung Arjuna, yaitu kebun teh. What? Its mean, kita berdiri selama perjalanan dari Asrama hingga kebun teh. Naik gunung tahun ini lebih membuatku semangat, karena tahun lalu aku gagal menginjakkan kakiku di puncak Gunung Arjuna. Kali ini, aku tidak minta ijin dengan orangtua karena tahu 100% aku sudah pasti dilarang. Menurut rencanaku, aku akan melaporkan tindakan kejahatanku ini, saat aku sampai dipuncak nanti. Jadi jelas tidak mungkin dilarang kan, masa aku dilarang untuk turun gunung, kan tidak mungkin.
Seperti biasa, kami dibagi menjadi beberapa kelompok, dimana setiap anggota kelompok bertanggung jawab menjaga keselamatan antara satu dengan yang lain.
” Natnat, pake dulu handsaplastnya.”
” Handsaplast? Buat apa, Deb?”
” Yah, si Natnat, buat mencegah sinusitis tau.”
” Sinus apaan, Deb?”
Ehem, memang aku agak terbelakang dalam hal pengetahuan, kecuali dalam hal pengetahuan tentang film-film ditv, yang jelas bisa kupastikan mendapat 100 seandainya saja dijadikan soal ujian. Seingatku, sinus itu sesuatu yang ada dimatematika, atau entah pelajaran mana yang ada kalkulasinya. Arrrghhh.
Aduh capek. Rasanya kakiku sudah mau copot, setelah menelusuri kebun teh, kemudian menyisiri daerah ilalang yang cukup panjang. Kemudian menuju hutan kecil. Apalagi karena suasana sudah mulai mencekam. Rasanya selain mengalami kelelahan fisik, aku juga mengalami kelelahan batin
” Jangan bengong, jangan ngomong jorok lu pada yah.”kata ketua kelompokku begitu kami memasuki daerah hutan kecil
”iya.” jawab anak-anak serentak
Agak mengerikan. Menurut pengalamanku tahun lalu, hutan kecil penuh dengan hal-hal yang pastinya akan membuatmu bergidik. Mulai dari suara dan gerakan ular, yang terasa sangat dekat sekali dengan kakimu, hingga kau merasakan gerakannya. Babon, yang nampak berada diatas pohon dari kejauhan. Dan untungnya, aku tidak berhadapan langsung dengannya. Karena apa yang harus kulakukan nanti. Mengajaknya duel maut. Atau melakukan permainan true or dare?
” Dingin.”rintihku
” Sabar ya natnat.” kata Freddy
” Natnat, Debi punya cokelat nih, natnat mau gak?”
”Gak apa-apa kok Deb, Natnat juga ada, makasih ya jawabku sambil mengeluarkan choki-choki(cemilan rasa cokelat) dari tasku.
Waktu menunjukkan hampir tengah malam. Untung kami sudah tiba. Dan karena cepatnya kelompok kami berjalan, kami beristirahat ditanah lapang.
Ada satu tenda disana, dimana kebanyakan para perempuan memilih untuk membaringkan badan, walau bekan main berdesakan didalamnya. Hanya saja, aku tidak merasa hangat sama sekali, tubuhku tidak kuat melawan dingin. Aku menempelkan diri pada teman-temanku sambil terus menerus menggigil Aku harus berusaha tidur, bila ingin ikut dengan rombongan yang 1 jam lagi akan meneruskan perjalanan ke puncak Arjuna untuk mengejar sunrise.
”Natnat, bangun.” ujar Debi sambil menggoyang-goyangkan dan menepuk-nepuk tubuhku, karena dia tahu dengan jelas, aku sangat sulit dibangunkan. Akhirnya, dengan gesture yang malas-malasan, aku beranjak dan keluar tenda, berkumpul dengan rombongan yang bersiap untuk berangkat.
Aku, adalah anak yang penakut, sangat penakut tepatnya. Namun, suasana semengerikan apapun bila berada ditengah banyak orang, aku tetap merasa aman dan berani. Aku berusaha memfokuskan pikiranku agar tidak bengong. Aku membayangkan, betapa bangganya aku terhadap diriku sendiri bila aku benar-benar sampai dan menginjakkan kakiku di puncak Arjuna.
Rasanya aku tidak kuat, aku sudah mau mati. Oopps, berlebihan. Maksudnya, aku tidak kuat lagi. Untung solidaritas teman-temanku tinggi. James, temanku membantuku naik mendaki dengan menarikku sepanjang jalan. Sulit sekali untuk tidak mengeluh, tapi aku benar-benar sudah menyerah. Aku terus menerus menggigil sepanjang perjalanan. Dan, karena terlalu banyak berhenti untuk istirahat, akhirnya aku dan beberapa temanku tertinggal oleh rombongan.
Subuh itu, suasana cukup mengerikan. Suara-suara yang tak tahu bersumber darimana, mengiringi perjalanan kami menuju puncak.
Agak mengerikan, kami berusaha memperhatikan langkah kami, bahkan dalam kegelapan malam, karena kami berjalan disisi jurang. Dan, waw, sekali kau mengalihkan pandanganmu, kau akan terjun bebas ke bawah.
Aku melihat jam diponselku dan waktu menunjukkan pukul 04.00 pagi. Bagaimana ini, aku tidak akan sampai dipuncak tepat waktu untuk melihat sunrise. Dan benar kan, kami terlambat, kami tiba beberapa saat ketika matahari telah terbit. Tapi terlepas dari itu, aku merasakan suatu kepuasan tersendiri. Aku sampai puncak. Kamu berhasil menaklukan Arjuna, Nat. Dengan angkuhnya, aku mengambil ponsel dari tasku, dan menelepon mamaku, untuk mengabarkan kabar sukacita ini. Tapi, jelas reaksi mereka berbeda jauh dengan yang aku harapkan. Alih-alih memujiku karena aku begitu hebat, mereka malah menasihatiku, sedikit memarahi, dan tampak sangat khawatir padaku. Aksi penasehatan itu terputus karena baterai ponselku habis dan menyebabkan ponselku mati. Beberapa anak, termasuk aku mengukirkan nama kami di batu-batu besar yang ada dipuncak itu, dan ada sangat banyak nama-nama lain disana, yang aku duga adalah pendaki-pendaki terdahulu sebelum kami. Ada bunga edelwise yang tumbuh dipuncak Arjuna. Tapi, para pendaki dilarang untuk memetiknya, dengan alasan keramat atau entah apalah.
Perjalanan turun kebawah, disinilah semua hal buruk terjadi. Berbeda dengan perjalanan menuju puncak dimana orang-orang terkumpul dalam kelompok-kelompok, perjalanan ke bawah hampir semuaorang terpencar-pencar. Dan jadilah, entah bagaimana, saat melalui hutan kecil, tinggal aku dan Joshua. Bodohnya, kami merasa kelelahan dan sangat mengantuk ditengah perjalanan sehingga saat menemukan sebuah gubuk,kami sepakat untuk tidur sebentar. Hingga akhirnya Budi, lewat dan membangunkan kami. Bukannya merasa lebih fresh, setelah tidur, aku merasa sangat tidak enak badan, dan sepertinya aku tidak sanggup lagi melanjutkan perjalanan. Menyebalkan, aku bukannya manja, tapi aku benar-benar tidak kuat, Budi dan Joshua berlari sprint, sangat cepat sekali,dan aku sangat tidak mampu menyusul mereka. Mungkin karena berkonsentrasi menuju ke bawah, mereka tidak sadar, kalau aku tertinggal dibelakang, sangat jauh dari mereka. Akhirnya tinggallah aku sendirian, tidak tahu arah, dengan tubuh yang sangat lemah. Setelah beberapa jam berjalan, dan mengikuti arah sesuai feelingku, akhirnya aku bertemu sekelompok temanku. Tapi, sayangnya, aku sudah tidak kuat lagi, kakiku rasanya kram, aku sudah tidak berkuasa lagi memerintahkan kakiku untuk bergerak. Alhasil, setelah berjalan lagi sebentar bersama teman-temanku, napasku tidak karuan, rasanya paru-paruku sakit sekali, sakit, aku tidak kuat lagi, aku terjatuh, dan aku tidak tahu apa-apalagi sejak saat itu, hingga aku terbangun di rumah ibu asramaku. Mom Pungus, langsung menyuruh teman-temanku memandikanku dirumahnya, karena aku sangat kotor dan kacau. Memalukan, aku dimandikan oleh teman-temanku. Aarrrghh. Tapi, lihatlah nat, betapa pedulinya mereka padamu. Aku langsung tertidur pulas,hingga keesokan harinya. Dan memaksakan diri untuk masuk sekolah, meskipun Debi memapahku seharian. Beberapa teman memarahi Budi dan Joshua karena meninggalkanku. Tapi, aku rasa itu tidak sepenuhnya salah mereka. Aku berangkat tanpa restu orangtuaku,dan lihatlah hasilnya. Mamaku sudah melarangku sebelumnya, tapi tetap kulakukan. Namun, ada banyak hal dan pengalaman yang kudapat dari kejadian ini.

Memasuki detik-detik terakhirku di kelas 3 SMA, masalah klasik yang dialami oleh kebanyakan siswa saat itu adalah mau kemana aku meneruskan sekolahku nanti. Tapi aku, seseorang yang membutuhkan tidur 18jam, ketika itu, yang hanya sedih ketika menonton film-film korea dan keluarga cemara, aku, sedikitpun tidak peduli. Panas kupingku mendengar setiap orang yang menanyakanku “mau kuliah dimana? Jurusan apa?” ingin rasanya aku menjawab, “ Terserah angin membawaku kemana” maksudnya? Aku sekolah di sekolah berasrama dipasuruan. Sementara rumahku sendiri dibekasi. Selama sekolah disana, dengan peraturan yang begitu ketat, kami tidak diijinkan pergi kemanapun. Jam keluar hanya dua kali sebulan pada hari minggu, itupun pukul 5sore harus segera kembali keasrama. Alhasil kami tidak tahu banyak tempat didaerah itu. Setelah UAN dan UAS, mendekati penamatan maksudnya wisuda diSMAku, entah apa yang mendorongku untuk tiba-tiba disuatu pagi mengajak temanku pergi melihat-lihat keUNAIR. Dengan aku yang modal nekad dan dia yang tipe ya-ya-saja. Flashback kemasa laluku, aku adalah anak manja yang istilahnya, kata teman-temanku ”anak pingit” sebab tidak pernah pergi kemanapun. Alhasil kami berangkatlah keUNAIR dengan bus yang melintas dari depan sekolah kami menuju Surabaya. Sampai diterminal Bungur Asih, kami bertanya pada orang-orang disana angkutan apa yang harus kami naiki untuk sampai ke UNAIR. Meskipun bermasalah dengan Bahasa Jawa yang mereka gunakan, karena kami tidak terlalu paham, namun akhirnya kami sampai juga diUNAIR, walaupun temanku terus memekakkan telingaku dengan keluhan panas, lama, atau betapa nekad dan bodohnya kami melakukan semua ini. Tapi, untunglah, aku tidak tahu apa ini semua hanya sebuah kebetulan atau apa, hari dimana kami pertama kali keUNAIR itu tepat 1hari sebelum pengambilan formulir PMDK umum. Nampaknya temanku tidak tertarik sama sekali, akupun sebenarnya tidak pernah terlintas untuk mendaftar. Aku beritakan hal tersebut pada orangtuaku dan mereka memberi respon positif agar aku segera membeli formulir tersebut keesokan harinya, hal yang mengejutkan bagiku, karena seingatku mereka yang memintaku untuk kuliah di Jakarta. Namun, aku bingung memutuskan Fakultas apa yang kutuju. Dan tanpa berpikir panjang, aku tiba-tiba memilih HI dan Psikologi ketika mengisi formulir tersebut. Temanku sudah jera pergi kesana dan tidak menemaniku dihari kedua. Agak sedih aku meratapi diriku sendirian disana. Sementara oranglain bersama orangtua mereka ataupun teman-teman mereka. Dengan lagak sok kenal, aku menyapa beberapa orang yang aku ketemui disana, untung aku mendapat respon balik yang positif dari mereka. Kemudian aku pulang, ijin kekepala asrama untuk pergi keluar lagi untuk cuci foto karena aku tidak punya 1fotopun untuk kusertakan diformulir tersebut. Mungkin aku sedang sial, ketika menunggu kol(angkutan) untuk pulang, aku merogoh kantungku dan tidak mendapati uang sepeserpun disana. Tidak. Bagaimana mungkin, aku bawa cukup banyak uang. Dan, tebak saja, aku pulang jalan kaki (kira-kira dari Gubeng Airlangga sampai delta). Kemudian, tiba hari aku mengumpulkan formulir tersebut. Sesuatu yang aneh terus berkutat dipikiranku. Yakinkah aku melakukan semua ini, padahal aku tidak punya persiapan apapun. Istilahnya UAN saja sudah untung kalau lulus. Hari itu aku berniat untuk naik kereta penataran dari Lawang untuk keUNAIR, aku berangkat pukul 05.00a.m dari asrama menuju stasiun, dan ternyata aku tertinggal kereta. Dan tentu saja, dari depan stasiun, aku kembali menunggu bus. Ketika ingin kembali kePasuruan, aku kembali mencoba naik kereta dari stasiun gubeng sendirian, namun karena tidak sempat makan pagi, terlalu lelah, kepanasan, dan sebagainya, ketika menunggu kereta, aku merasa tidak kuat dan hamper pingsan. Akhirnya dengan sangat terpaksa aku naik taksi dan menawar tarifnya hingga menjadi Rp.50.000,00 (kata teman-temanku jahat sekali), tapi aku belum mengambil uang dari ATM dan hanya sebesar itulah uang yang aku miliki hari itu. Malang memang.

Kuliah

Hari ini, aku berangkat ke Surabaya, karena aku diterima diUNAIR, yang bagiku masih misteri bagaimana itu bisa terjadi sebab aku tidak bisa mengisi hampir semua soal pada tes prestasi. Siang itu, suasana yang mengharukan tiba-tiba tercipta di Stasiun Pasar Senen, Jakarta. Orangtuaku mengantarkanku untuk melepasku kembali merantau untuk menuntut ilmu seperti yang pernah aku lakukan saat masuk SMA. Dengan dandanan ala pembantu kabur dari rumah, celana pendek dengan banyak kantung, kaus jelek, sandal jepit, dan wajah sudah berminyak, naiklah aku kekereta tersebut, orangtuaku dan saudara-saudaraku terus memintaku untuk “wake up” apa sih yang aku lakukan?menyiksa diri? Dan terus menjajaliku dengan tawaran naik bus Kramat Djati seperti biasa. Tapi,aku menolak, dengan alasan takut muntah, karena biasanya aku bisa menghasilkan 2-5 plastik muntahan selama perjalanan. Dan, aku merasa sedang memulai petualangan baru seperti ditv. Dikereta sangat ramai khususnya penjual yang berlalu-lalang hingga 24jam nonstop itu. Ada beberapa kecoa yang merayap didinding kereta tepat disebelahku. Dan ketika aku kekamar mandi, sangat sulit sekali untuk lewat, apalagi didepan pintu kamar mandi ada banyak orang. Ketika dikamar mandi, air kamar mandi yang kumasuki itu tidak nyala, untung aku sudah bawa sebotol aqua. Selama dikereta, aku tidak berani mengeluarkan ponselku, bahkan ada pikiran bodoh untuk tidak makan sekalian supaya benar-benar dikira tidak punya duit. Anak yang aneh. Alhasil, aku hanya makan atau minum-entahlah-sereal sepanjang perjalanan.
” Adek turun dimana?”
”Di Pasar Turi, Bu.”
” Pulang kampung ya. DiJakarta, kerja apa? Anak Ibu juga dulu diJakarta, tapi udah pulang. soalnya majikannya jahat, Adek kerja ditoko atau jadi pembantu?”
Ngik. Gak lagi-lagi deh. Disangkain pembantu, hampir seumur hidupku.Arrghh. Gak apa-apa deh, berarti penyamaran berhasil. Aku aman, gak akan ada yang mau ngerampok aku.
Aku menghabiskan waktu dengan tidur dan terbangun akibat kepanasan saat kereta berhenti disetiap stasiun kecil, biasanya menunggu kereta kereta bisnis atau eksekutif lewat terlebih dahulu. Kemudian, keesokan harinya, aku sampaidistasiun pasar turi. Akhirnya. Dengan, penampilan begitu lusuh dan barang bawaan yang begitu banyak (sepertinya aku menyesalinya), aku menanti angkutan keUNAIR. Karena sebelumnya aku sudah mendaftarkan diri diAsrama Putri Ekanita UNAIR. Aku bertanya kepada beberapa orang disana angkutan apa yang harus aku naiki untuk sampai ke UNAIR. Akhirnya aku tiba di kampus B UNAIR, melapor keibu asrama sebelum menempati kamarku

Disuatu malam aku menelepon ayahku, “Pa, aku boleh gak pergi clubbing, Cuma mau obsevasi doang. Cuma mau liat-liat aja, gak bakal ngapa-ngapain."
“ Yah, ngapain sih boru?”
“Cuma,mau liat doang. Disana juga cuma ngobrol ma temen-temenku, lagian ma anak baik-baik kok papa.”
“Ya udah deh, papa percaya sama kamu. Pakai baju hangat ya, boru.”
Alhasil pergilah kami di suatu malam, aku ingat sekali tanggalnya 4 Juni 2007, dari asramaku hanya 3 orang yang aku kenal, dan yang mengajak kami adalah mahasiswi pariwisata, dia sudah biasa dengan hal dugem perdugeman ini, dan kami mendapat cartu free pass masuk ke Hugo’s darinya. Pintu depan asramaku dikunci pukul 21.00 WIB. Namun, kami keluar sebelum pintu tersebut dikunci, ke kos temannya temanku. Malam itu sangat dingin. Dan, tentu saja kami akan kedinginan dengan pakaian yang kami pakai ini.
” Kami berhenti dikos temannya temanku tersebut, dan tentunya bertemu orang-orang yang tak ku kenal. Dan, hati kecilku berkata. ”Nat, apa yang kamu lakukan?” Tapi, tentu aku menepisnya dengan rasionalisasi yang ku buat sendiri.
Kami menunggu cukup lama dikos tersebut, karena mereka berdandan begitu lama, dan mengenakan pakaian seperti mau ke pesta. Dan Afni tiba-tiba berkata ” YA, ampun, Nat, mereka lepas jilbab mereka.” Dan, aku, tentu saja aku cuma bisa diam, dan berharap, tidak akan terjadi apa-apa pada kami.Akhirnya mereka turun, karena taksi yang kami telepon sudah menunggu di bawah. Dan, meluncurlah kami malam itu.
Begitu menginjakkan langkah pertama kami di Hugo’s, aku merasakan tatapan-tatapan yang membuat sangat tidak nyaman. Tapi, aku coba mengendalikan rasa cemasku dan berkata dalam hati ”Tenang, Nat, Everythings gonna be alright.”. Akhirnya, kami duduk di dua meja yang bersebrangan. Dan meja diseberang kami memesan red label dan tequila, saat waitress menghampiri meja kami, dan mereka mulai mengeluarkan kotak rokok dan menghisap rokok dengan ekspresi begitu nyaman. Namun, jelas membuatku dan temanku tidak nyaman.
”Dahsyat tu Nat, tuh cewek-cewek.”ujar Uli
”Tau ah Li, ilfeel gua.” Jawabku singkat
Semakin malam keadaanpun semakin menggila. Hampir semua pengunjung turun ke dance floor, Dengan paksaan dari teman-temannya temanku, kamipun terpaksa turun.
Awalnya semua baik-baik saja, sampai akhirnya, para cowok mulai berbaur dengan cewek. Dan jelas membuat aku dan afni tidak nyaman. Aku melihat teman-teman dari temanku mulai mabuk, dan nge-dance agak seronok dengan pria-pria yang aku berani bertaruh tidak dikenalnya. Akupun jelas mulai sangat ketakutan dan menarik diri ketempat dudukku, dan berpura-pura tidak enak badan, rasanya Afni menangkap kiat-kiat melarikan diriku dan menirukannya, karena dia tiba-tiba ada dikursi sebelahku.
Maka, jadilah kami berdua, orang teraneh disana. Dengan wajah begitu ngantuk. Padahal keesokan paginya, kami harus kuliah. Dan oopsss,apalagi sih ini. Beberapa cowok menghampiri kami, dan dengan sikap SKSD (Sok kenal sok dekat), bertanya hal-hal membosankan seperti siapa nama kami, dimana kami kuliah, jurusan apa. Dan, ya ampun, mereka mabuk dihadapan kami. Tuhan, jangan biarkan hal buruk terjadi pada kami. Perlu waktu yang lama untuk membujuk sisa orang-orang yang ku kenal disana (karena beberapa sudah pulang karena teler dan yang lainnya aku lihat menghilang dengan pria-entah siapa), dan akhirnya mereka menangkap mimik marahku, dan akhirnya bergegas ke taksi yang sedang menunggu kami. Dan, oops. Cowok-cowok tadi membuntuti kami. Dan, kami menghentikan taksi sebentar untuk menunjukkan bahwa kami sadar sedang dibuntuti.
Taksi pun berhenti didepan gerbang asrama kami. Namun, apa yang bisa kami lakukan, waktu menunjukkan pukul 03.30 WIB. Tentu pintu sudah terkunci, dan pintu depan akan terbuka pukul 06.00 sementara pintu belakang biasanya terbuka pukul 05.00 WIB. Alhasil, kami tidur dimainan anak-anak TK dihalaman asrama kami. Banyak nyamuk, dingin, jelas tidak empuk karena kami tidur dijaring-jaring, tapi kami harus tidur karena besok kami harus kuliah pagi.
”Nat, bangun. Ayo, lewat pintu belakang aja, dah dibuka tuh.”
Aku beranjak dengan malas-malasan, dan berjalan terbata-bata ke kamarku, tanpa mengganti pakaian aku tertidur kembali dengan pulasnya, kali ini dengan keadaan yang lebih nyaman. Dan, alasnya temanku memberikan nomer ponselku pada salah seorang pria yang kami temui kemaren. Dia meneleponku. Menakutkan. Dia bahkan datang ke asrama dan menungguku pulang kuliah. Dan praktis membuat ketakutanku kepadanya bertambah. Tapi, tentu saja, aku dengan sukses membuatnya merasa diabaikan dan tidak berani mendekatiku lagi. Lihatkan natalia, hasil dari pengalaman konyolmu ini.

Di bulan februari 2008, saat senggang setelah pembayaran uang kuliah, aku pergi ke Yogyakarta sendirian. Teman baikku sejak aku kelas 1SD, Olga, kuliah dan kos disana. Ia kuliah di UGM. Dengan nekadnya aku melakukan perjalanan pertamaku dari stasiun Gubeng, Surabaya menuju stasiun Lempuyangan Yogyakarta dengan kereta ekonomi Sritanjung dan hanya memakan biaya Rp.21.000,00. Bukankah seharusnya Surabaya-Yogya hanya memakan waktu 6-8jam? Tapi, kenapa ini sudah hampir 10jam dan belum sampai juga. Aku mencium sesuatu yang tidak benar disini.

Beberapa hari kemudian, tepatnya tanggal 22 Februari 2008 pagi. Tiba-tiba disuatu pagi, entah kenapa aku tiba-tiba ingin pergi ke Madura. Dan dengan lugunya, aku mengatakan pada teman sekamarku ide gilaku tadi, dan anehnya lagi, dia menyanggupi ajakanku tadi, dan menyarankanku mengajak yang lainnya, yang sama mengagetkannya bagiku juga karena ia juga menyanggupinya. Akhirnya, berangkatlah kami dalam sekejap dipagi itu, tanpa tahu arah, dan tujuan rinci yang kami ingin capai, akhirnya dengan modal nekad dan kocek seadanya, petualangan si Bolang (Bocah Petualang) di mulai.
“Nat, kemana nih?”tanya Ida bingung “Menurut, sumber info, katanya sih ke TP dulu, terus nanti kita nunggu bus jurusan ke Perak. Selebihnya, terserah anda.”jawabku
Akhirnya, dengan bus jurusan Perak, sampailah kami di Pelabuhan Tanjung Perak dengan wajah polos dan tidak tahu apa-apa. Ini pertama kalinya, aku kesini,tapi entah kenapa, aku merasa bersemangat.
”Nat, kita cuma mau nyebrang aja kan?”tanya aricha cemas ”iya, cha.”jawabku
Saat kami membeli karcis, kami bertemu dengan ibu-ibu yang juga mau menyebrang ke Madura. Dan, agar lebih aman, kami mendekat dan ngobrol-ngobrol dengan ibu itu.
”Kalian mau kemana, dek?”tanya Ibu itu ”Cuma, mau nyebrang aja bu, nanti sampai di Madura, langsung naik kapal lagi ke Surabaya.”jawabku malu-malu.”Ya ampun, sayang banget. DiMadura, didaerah Sampang, ada pantai yang namanya Pantai Camplong. Dari Pelabuhan Kamal, kalian tinggal naik bus satu kali, nanti langsung berhenti di depan Pantainya, tinggal jalan sedikit.”jelas Ibu itu
Tiiit, kenapa aku rasa tanduk dikepalaku mulai tumbuh ya.
”Ida, gak tertarik, sayang loh da. Bentar aja kita disana, jadi kan kita benar-benar ke Madura, ayo da, sekali seumur hidup,jangan tanggung-tanggung.”
Aricha, seperti biasa, hanya berdiam diri, dia tampak bete, aku tahu segala aktivitas Bolang Perbolangan ini sangat tidak ”dirinya” sekali. Tapi, halo, enjoy yourself dong. Satu bete bisa menginfeksi yang lainnya.
”Ida, ida naik ke atas yuk, poto-poto. Cha, poto pake hape-mu dong.”
Yah, tentu saja, kami jadi sasaran empuk para anak-anak remaja yang biasa meminta-minta uang, ditambah model kami yang berpoto-poto dan menunjukkan handphone kami secara umum. Bagus. Seperti masuk lubang buaya.Banyak orang yang melihat ke arah kami, waktu kami berpose bak model papan atas ditangga kapal. Benar-benar Pasukan Berani Malu (PBM).
Aricha, nampak bete, tapi Ida dengan sedikit hasutan bisa dipertahankan minatnya. Akhirnya, kami sampai di Pelabuhan Kamal, dan dengan segala kenorakan kami, kami berfoto di patung Karapan Sapi, dan disekeliling pelabuhan itu. Sampai, akhirnya, kami menyadari bahwa bus yang kami tunggu tak kunjung datang.
Agak mengerikan, waktu menunggu bus, tiba-tiba ada sebuah mobil yang berhenti dan mengajak kami untuk ikut dan masuk ke mobil itu. Astaga, apa kami tampak seperti TKW yang sedang mencari pekerjaan? Halo?
Lama sekali kami menunggu, dan bus yang kami harapkan tak kunjung datang, menyebalkan bukan. Akhirnya, kami berjalan ke depan pelabuhan, dan berpapasan dengan para polisi.
”Mau kemana, Dek?” Tanya salah seorang polisi ”Mau ke Camplong, Pak.”jawabku. ”Ha,?ke Camplong? Mau ngapain?”tanyanya kemudian. “Mau main-main, Pak.”jawabku lugu. “Main-main.”ujarnya nampak sangat terkejut dan menoleh ke rah polisi-polisi yang lain. “Main-main jangan disini, dek. Main-main tuh dimall. Dasar anak-anak sekarang.”tambahnya
Yah, kena semprotan deh. Kami Cuma bisa cengar-cengir aja dimarah-marahin oleh polisi-polisi itu. Akhirnya, bus yang kami tunggu muncul juga. Beberapa polisi membantu kami, menghentikan bus tersebut, dan saat aku melirik ke bawah, mereka melambaikan tangan ke arah kami, memang kami siapa? Tamu Negara?
Seingatku, ibu tadi bilang, jarak dari pelabuhan Kamal menuju Camplong, tidak terlalu jauh, tapi kok rasanya sudah seabad, bus berjalan tanpa kami melihat ada pantai atau daerah yang bertuliskan Camplong. Kami pun mulai mengeluh, mana sih gak nyampe-nyampe, dan mengeluh kapan kami sampai ke asrama kalau jam segini belum sampai.
“Pak, nanti kalau sudah sampai Camplong tolong diberi tahu ya.”
”Wah, mba, udah kelewat sedikit.”
Beh, si bapak, kumaha atuh...Terus gimana dong. Penonton kecewa, kembalikan uang kami. Akhirnya, kami berjalan kaki, mencari dimana tempat yang bernama Pantai Camplong itu.
Dengan penuh perjuangan, kami menemukan pantai itu, setelah bertanya berkali-kali pada warga setempat yang kami temui dijalan. Bukannya, aku tidak mensyukuri keajaiban alam, tapi aku agak kecewa dengan penampakan pantai ini. Airnya kotor, cokelat, malah jadi mirip kali, tapi biarpun begitu, ada suatu kepuasan tersendiri karena kami sudah berhasil berpetualang dan mencapai madura dengan bermodalkan nekad dan wajah sok tahu. Tentu saja, inti dari petualangan kami adalah foto-foto, dan kami pun berfoto tak jemu-jemu di sepanjang pantai itu. Menjelang sore, kami beranjak meninggalkan daerah pantai. Perjalanan kembali ke Pelabuhan Kamal, kami habiskan dengan tidur sejenak dibus. Hari ini, benar-benar gila. Sesuatu akan benar-benar terjadi, jika kau benar-benar mengambil tindakan untuk menjadikannya nyata. Pagi ini, aku ingin melakukan sesuatu, yaitu pergi ke Madura, tanpa pengetahuan apapun tentang rute jalan kesana, pengalaman kesana, seharusnya itu tidak mungkin terlaksana, tapi ketika aku menyanggupinya dan bertemu orang-orang yang membantuku untuk melaksanakannya, maka aku menyadari tidak ada sesuatu yang mustahil, kalau kau mau berusaha.

Mungkin ini hal yang sangat sepele bagi orang lain, namun ini adalah titik tolak perkembanganku dari "kepompong" menjadi "kupu-kupu". Jangan ditertawakan ya.






Read more... My Crazy Experience

Saturday, July 10, 2010

Referensi Tempat Berlibur (Promosi Indonesia)

Banyak tempat khususnya di Indonesia yang sangat ingin saya kunjungi, namun karena keterbatasan dana dan waktu, hanya sebagian kecil tempat hiburan yang pernah saya kunjungi.Beberapa tempat ini semoga dapat menambah referensi anda untuk berlibur bersama keluarga
1. Yogyakarta - Central Java
Museum Benteng Vredeburg

Details in English
Details in Indonesian
Candi Borobudur

Details in English : http://www.yogyes.com/en/yogyakarta-tourism-object/candi/borobudur/

Details in Indonesian: http://navigasi.net/goart.php?a=bucabodr

2. Madura - East Java

Pantai Camplong


Details in English :

3. Bali Island
Pantai Sanur


Details in English : http://www.bali-indonesia.com/sanur/
Details in Indonesian: http://www.e-kuta.com/wisata-bali/pantai-sanur.htm

Pantai Kuta



Details in English :
Details in Indonesian:
4. Samosir - Danau Toba - North Sumatra
Kampung halamanku. Meskipun baru satu kali kesana, tapi masih jelas ingatan akan betapa memukaunya Danau Toba. Benar-benar pantas dimasukkan kedaftar "tempat yang wajib dikunjungi" selain Bali tentunya.
Details in English :
Details in Indonesian:
5. Surabaya - East Java
Monkasel (Monumen Kapal Selam)



Details in English : http://www.lonelyplanet.com/indonesia/java/surabaya/sights/462028 Details in Indonesian: http://rita.dzikr.com/kebun-binatang-monumen-kapal-selam-surabaya/

KBS (Kebun Binatang Surabaya)

Details in English :
Details in Indonesian:
6. Lamongan - WBL (Wisata Bahari Lamongan)- East Java


Details in English:
7. Malang - Batu - East Java
Remove Formatting from selectionCoban Rondo

Details in English : http://travelcy.co.cc/?p=51

Details in Indonesian:

http://herryshogun.tripod.com/seputar_coban_rondo.htm

BNS (Batu Night Spectacular)

Details in English:
Details in Indonesian:
8. Jakarta
Wah kalau ini sih terlalu banyak ya, hehe. Mulai dari Ancol, TMII, Monas, Dufan. Hehehe.,tidak perlu disebutkan juga sudah tau kan. Hanya saja saya tidak punya poto yang berbentuk soft copy, mungkin nanti menyusul. ^_^
Details in English :
Details in Indonesian:
9 Bandung - West Java
Biasanya Orang Jabotabek jika ingin berekreasi tidak akan jauh-jauh dari yang namanya "Puncak" di Bandung. Letaknya kira-kira dipertengahan antara Bandung dengan Bogor. Nuansanya mirip vila-vila di Batu. Hawanya dingin dan menyegarkan, hanya saja setiap kesana selalu saja macet, apalagi ketika liburan sekolah.. (No offense)^_^
Details in English:
Details in Indonesian:
10. Lawang- Gunung Arjuna
Gunung Arjuna adalah Gunung "beneran" yang pertama kali saya injak. Kebetulan tempatnya dekat dengan SMA saya di Purwodadi-Pasuruan. Dua kali menginjakkan kaki ditempat itu. Pertama kali tidak sampai puncak-hanya sampai di Pos III dimana terdapat pondok yang terbuat dari alang-alang. dan Kali yang kedua akhirnya mencapai puncak. Wisata yang menantang ini benar-benar seru dan uji nyali.
Details in English : http://www.gunungbagging.com/arjuna/
Details in Indonesian:
11. Gunung Bromo
Baru satu kali ketempat ini, tapi masih ingin kesana lagi. Tengah malam berangkat menuju Pananjakan untuk melihat sunrise. Dari Pananjakan, kita dapat melihat panorama alam gunung Bromo, gunung Batok dan gunung Semeru. Kemudian darisana menuju Bromo. Meskipun Bromo tidak terlalu "gunung" seperti Gunung Arjuna, tapi Bromo memiliki pesona tersendiri. Ingin mencoba naik kuda disana, tapi karena tidak punya uang, Alhasil berjalan kaki melewati "padang pasir" menuju tangga gunung.
"Sebenarnya masih ada beberapa tempat lainnya, tapi karena tidak ada soft copy untuk fotonya, jadi 11 tempat ini dulu yang saya posting, yang lainnya menyusul. Akhirnya sadarkan, kalau Indonesia sangat kaya akan tempat-tempat wisata. Untuk itu kita harus bangga menjadi orang Indonesia terlepas dari polemik-polemik didalamnya"
Read more... Referensi Tempat Berlibur (Promosi Indonesia)

Fenomena Mudik

Saya ingin bagi-bagi sedikit tentang tulisan saya pada Tugas Mata Kuliah "Perkotaan" semeter lalu mengenai Fenomena Mudik. Ketika itu, beberapa hari sebelum liburan, Dosen saya meminta kami mengekspresikan "mudik" dalam suatu tulisan.




FENOMENA “MUDIK”

Mudik menurut kamus KBBI adalah berlayar; pergi; pulang kekampung halaman. Fenomena mudik akan terus terjadi selama ada istilah “kota” dan “desa”. Mudik sendiri sudah menjadi suatu kebudayaan dimana sekelompok orang terbiasa untuk “mudik” setiap hari-hari besar seperti hari raya ataupun liburan.
Saya berdarah Batak, namun saya kelahiran Jakarta dan menetap di Bekasi. Sejak duduk dibangku SMA, saya sekolah dan tinggal diasrama di Pasuruan, Jawa Timur. Istilah “mudik” jelas akrab dengan saya. Karena setiap enam bulan setelah ujian semester, saya “mudik” ke Bekasi - tempat tinggal orangtua saya.
Tapi, apakah itu yang dinamakan “mudik”, karena Bekasi adalah tempat tinggal orangtua saya, dan bukan kampung halaman keluarga saya-Samosir, Sumatera Utara. Namun, menurut saya pengertian “mudik” sendiri bersifat subyektif bagi yang melakukannya. Ketika saya tinggal jauh dari orangtua, bagi saya “mudik” adalah kembali ke rumah orangtua saya, namun ketika saya berada dan tinggal dirumah orangtua, bagi saya “mudik” adalah pergi ketempat nenek saya di Samosir.
“Mudik” bagi keluarga saya sendiri bukanlah “pulang kampung” ke Sumatera saat hari raya. Namun lebih mendefinisikan saat kami pulang ke Sumatera, untuk acara perkawinan, pemakaman, atau hanya sekedar berkunjung saat ada waktu, bahkan meskipun kami tidak datang ke Samosir, tapi ke Medan atau kota lain di Sumatera Utara dimana keluarga kami tinggal, kami tetap menyebutnya dengan kata “mudik”. Sehingga, kata “mudik” sendiri mengalami perluasan makna.
“Mudik” bagi saya pribadi lebih erat kaitannya dengan pulang kerumah orangtua saya, dimana saya seringkali menyebutnya dengan bahasa “pulkam” yang merupakan singkatan dari pulang kampung. Bagi saya, hal tersebut merupakan suatu keharusan, karena bagi saya, itu adalah daerah asal saya selain Samosir, dan Surabaya-tempat tinggal saya untuk beberapa waktu ke depan-adalah tempat yang asing bagi saya, meskipun sudah 3 tahun lebih saya tinggal disana. Untuk itu, saya melakukan “mudik” sebagai suatu kewajiban dimana saya kembali ketempat asal saya saat ini-tempat dimana orangtua saya berada. Ketika “mudik” sudah seperti kewajiban dan membudaya bagi saya, maka itu menjadi suatu rutinitas bagi saya setiap enam bulan pada enam tahun terakhir ini sejak saya SMA.
Apa yang menyebabkan eksistensi “mudik” adalah selama ada mobilisasi, urbanisasi, transmigrasi, dan lain hal, maka masyarakat akan “mudik” untuk kembali berkumpul dengan keluarga dan koleganya.
Fenomena “mudik” biasanya identik dengan kemacetan disatu sisi tempat dan kelenggangan disatu sisi yang lain. Ketika “mudik” saat libur lebaran, biasanya biaya angkutan naik beberapa persen, tentu hal tersebut lumrah terjadi sesuai dengan prinsip ekonomi, permintaan meningkat, barang terbatas (angkutan) dan hargapun meningkat.
Beberapa kali saya pernah naik kereta ekonomi saat libur lebaran dari Pasar Turi ke Pasar Senen, terkadang keadaan kereta tidak terlalu ramai, terkadang bahkan sangat penuh sekali hingga orang-orang membeli koran untuk tidur dibawah kursi. Ketika berbincang-bincang dengan sesama penumpang, ada yang mengatakan bahwa beliau “mudik” ke rumah martuanya meskipun suaminya tidak ikut, ada pula yang “mudik” untuk bertemu anak dan isterinya namun orangtuanya tinggal didaerah lain, adapula yang “mudik” bertemu dengan paman dan bibinya karena rumah orangtuanya dipulau lain. Satu hal yang saya dapatkan adalah bahwa fenomena “mudik” berbeda antara setiap individu. Dan hal yang ditekankan adalah “silahturahmi”, bahkan ada pepatah yang mengatakan “makan gak makan asal ngumpul” dimana mengekspresikan betapa pentingnya berkumpul bersama keluarga, yang merupakan suatu tradisi dari budaya Timur dan predikat manusia sebagai makhluk sosial.
Selama ini, proses mudik yang saya alami tidak pernah mengalami hal-hal yang merugikan atau suatu pengalaman buruk apapun kecuali muntah, hingga mudik terakhir kemarin yang merupakan mudik terburuk bagi saya karena menyebabkan saya kehilangan handphone saya, dan terjadi ketika berada distasiun kereta Pasar Turi, tepat beberapa menit setelah saya turun dari kereta sesampainya saya diSurabaya. Saya sudah memiliki firasat akan terjadi sesuatu yang buruk, hati nurani saya bahkan berkali-kali memaksa saya untuk memasukkan handphone saya kedalam tas, karena saya tahu orang tersebut (yang saya yakin merupakan pencurinya) sudah melihat saya dengan tatapan mencurigakan. Hanya karena saya menjaga seorang anak kecil didepan saya yang tertinggal jauh dengan kakaknya, hingga saya tidak waspada hingga mata serta tangan saya berfokus pada anak kecil tersebut dan bukan pada barang-barang saya. Bagimanapun ini merupakan suatu pengalaman mudik terburuk karena biasanya selama ini, saya selalu bebas dari tangan-tangan jahil pencuri. Saya menyadari bahwa stasiun adalah tempat yang rawan dengan pencuri, namun karena selama ini semuanya baik-baik saja dan saya tidak pernah mengalami hal-hal yang merugikan seperti itu, hingga saya menjadi tidak waspada terhadap intaian pencuri. Mudik kali ini membawa musibah bagi saya. Namun, saya tahu kejahatan akan terjadi dimana ada kesempatan. Dan, sisi positif yang saya dapat adalah untuk lebih waspada dimana pun saya berada, dan tidak ceroboh khusunya berkaitan dengan menjaga baran-barang saya. Begitu saya tahu ponsel saya hilang, saya terpaku dan meminjam ponsel oranglain untuk mencoba menghubungi ponsel saya tersebut, namun tentu saja yang saya dapati adalah ponsel tersebut dalam keadaan tidak dapat dihubungi. Akhirnya, saya sesampainya dikontrakan, saya meminjam ponsel teman saya untuk menghubungi orangtua. Hal yang saya alami tersebut menggambarkan satu dari sekian banyak kasus kejahatan khususnya pencurian yang biasanya menjadi suatu fenomena dimusim “mudik”, meskipun tidak selalu. Namun, padatnya arus mudik dan arus balik memberikan celah bagi pelaku kejahatan untuk melaksanakan aksinya.
Perjalanan “mudik” ketika saya naik pesawat dari Bandara Juanda ke Bandara Soekarno Hatta dan naik bus “Kramat Djati” dari Pasuruan ke Rawamangun atau naik kereta api dari Pasar Turi ke Pasar Senen membawa suatu sensasi tersendiri bagi saya.
Fenomena yang agak ekstrem dari mudik yang saya ketahui adalah dimana beberapa keluarga dengan rela melakukan perjalanan jauh mengendarai motor dan berhimpitan dalam satu kendaraan agar dapat “mudik” dan berlebaran bersama sanak saudara, dan tidak sedikit yang mengalami kecelakaan dan meninggal dunia. Ada pula yang rela menaiki kereta barang dan berdesak-desakan hingga pingsan akibat kekurangan oksigen. Darisana, saya dapat menarik kesimpulan betapa pentingnya “mudik” dimaknai oleh masyarakat.
Apakah yang membedakan makna “mudik” bagi orang desa dengan orang kota? Menurut saya, “mudik” lebih dimaknai oleh masyarakat yang tinggal dikota. Karena orang desa yang tinggal dikotalah yang mengalaminya. Meskipun beberapa diantara mereka tidak lahir didesa -namun atribut mereka, sebagai keturunan dari orang yang tinggal disana-menjadikan tempat tersebut (desa) sebagai kampung halaman mereka.
Namun terkadang “mudik” diidentikkan dengan berlebaran. Mengingat betapa pentingnya budaya “mudik” saat lebaran, dimana semua keluarga dan kolega berkumpul untuk “silahturahmi”. Bagaimana dengan anda? Seperti apa anda memaknai "mudik" itu sendiri?

Read more... Fenomena Mudik

Thursday, June 24, 2010

Apa ya tipe kepribadianku

Saat ditanya aku ini orang yang bagaimana? Aku sendiri bingung menjawabnya. Namun menurut buku Eneagram yang ditulis oleh Rene Baron dan Elizabeth Wagele.
Kesembilan tipe kepribadian tersebut adalah :
Tipe 1 perfeksionis
Orang dengan tipe ini termotivasi oleh kebutuhan untuk hidup dengan benar, memperbaiki diri sendiri dan orang lain dan menghindari marah.
Tipe 2 penolong
Tipe kedua dimotivasi oleh kebutuhan untuk dicintai dan dihargai, mengekspresikan perasaan positif pada orang lain, dan menghindari kesan membutuhkan.
Tipe 3 pengejar prestasi
Para pengejar prestasi termotivasi oleh kebutuhan untuk menjadi orang yang produktif, meraih kesuksesan, dan terhindar dari kegagalan.
Tipe 4 romantis
Orang tipe romantis termotivasi oleh kebutuhan untuk memahami perasaan diri sendiri serta dipahami orang lain, menemukan makna hidup, dan menghindari citra diri yang biasa-biasa saja.
Tipe 5 pengamat
Orang tipe ini termotivasi oleh kebutuhan untuk mengetahui segala sesuatu dan alam semesta, merasa cukup dengan diri sendiri dan menjaga jarak, serta menghindari kesan bodoh atau tidak memiliki jawaban.
Tipe 6 pencemas
Orang tipe 6 termotivasi oleh kebutuhan untuk mendapatkan persetujuan, merasa diperhatikan, dan terhindar dari kesan pemberontak.
Tipe 7 petualang
Orang tipeini termotivasi oleh kebutuhan untuk merasa bahagia serta merencanakan hal-hal menyenangkan, memberi sumbangsih pada dunia, dan terhindar dari derita dan dukacita.
Tipe 8 pejuang
Tipe pejuang termotivasi oleh kebutuhan untuk dapat mengandalkan diri sendiri, kuat, memberi pengaruh pada dunia, dan terhindar dari kesan lemah.
Tipe 9 pendamai
Para pendamai dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjaga kedamaian, menyatu dengan orang lain dan menghindari konflik.
Setiap tipe pada enneagram berhubungan langsung dengan 2 tipe lainnya yang disebut sebagai panah.
Tipe 1 berhubungan dengan tipe 7 dan 4, tipe 2 dengan tipe 8 dan 4, dst (lihat gambar).


Dinamika hubungan antar tipe ini terjadi sebagai berikut : jika dalam keadaan rileks tipe 1 akan mengambil karakter positif dari tipe 7, dan jika dalam keadaan tertekan akan mengambil karakter negatif dari panah sebaliknya, yaitu tipe 4. Sebagai contoh, tipe 1 yang mengambil sisi positif tipe 7 tidak akan terlalu mengkritik diri serta lebih menerima diri, lebih antusias dan optimis, bertindak lebih alami dan spontan. Sedangkan jika sedang tertekan akan mengarahkan kemarahan ke dalam diri sendiri lalu menjadi depresi, hilang kepercayaan diri, dan menginginkan apa yang tidak mereka miliki. Contoh lain, tipe 2 yang sedang rileks, akan mengambil karakter positif dari tipe 4, dan jika sedang tertekan akan mengambil karakter tipe 8. Dan begitu seterusnya dinamika hubungan pada tipe-tipe lainnya.

Melihat penjelasan tersebut, saya merasa diri saya dominan pada pencemas(6) dan petualang (7), namun keduanya tidak terhubung. Pencemas(6) terhubung dengan (3)pengejar prestasi dan pendamai(9. Smentara petualang (7) lebih terkait pada perfeksionis(1)dan romantis(4. Saya rasa 90% benar.


Selain panah, kepribadian kita dapat tercampur atau terpengaruhi oleh tipe di kanan dan kiri kita. Tipe di kanan dan kiri kita ini disebut dengan sayap. Contohnya, tipe 1 dengan sayap 2 yang lebih kuat, cenderung hangat, lebih suka menolong, mengkritik dan menguasai. Sedangkan tipe 1 dengan sayap 9 lebih kuat, cenderung lebih tenang, lebih santai, objektif dan menjaga jarak.
Jadi, saya dengan tipe petualang (7) dengan sayap 8 (pejuang) lebih kuat akan mengandalkan diri sendiri dan kuat sementara jika kuat dengan sayap 6 (pencemas) akan termotivasi untuk mendapat persetujuan
Dan bagian akhir buku Enneagram ini berisi penjelasan tentang tipe-tipe kepribadian yang sudah diakui, yaitu Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) dan kecocokannya dengan tipe-tipe dalam enneagram. MBTI sendiri adalah suatu inventori kepribadian yang berlandaskan pemikiran dari Carl Gustav Jung, seorang psikiater asal Swiss. Inventori ini mengukur kecenderungan individu berdasarkan empat skala : ekstraversion atau introversion, sensing atau intuition, thinking atau feeling, serta judging atau perceiving. Terakhir, terdapat tabel hubungan antara sistem dalam enneagram dan MBTI.

Jadi, menurut saya alat tes ini cukup terbukti dan menunjukkan sebagian besar diri saya.

Bagaimana dengan anda

Coba anda lakukan tes tersebut pada diri anda sendiri

Referensi :

http://popsy.wordpress.com/2007/06/16/mengenal-9-tipe-kepribadian-manusia-dengan-lebih-asyik/


Read more... Apa ya tipe kepribadianku

Thursday, June 17, 2010

Have You Already Follow Your Passion

Klip lagu lentera jiwa

Lirik lagu Lentera Jiwa-Nugie
Lama sudah kumencari
Apa yang hendak kulakukan
Sgala titik kujelajahi
Tiada satupun kumengerti
Tersesatkah aku di samudra hidupmu
Kata-kata yang kubaca
Terkadang tak mudah kucerna
Bunga-bunga dan rerumputan
Bilakah kau tahu jawabnya
Inikah jalanku inikah takdirku
Chorus:
Kubiarkan kumengikuti suara dalam hati
Yang slalu membunyikan cinta
Kupercaya dan kuyakini murninya nurani
Menjadi penunjuk jalanku Lentera jiwaku
Kubiarkan kumengikuti suara dalam hati
Yang slalu membunyikan cinta
Kupercaya dan kuyakini murninya nurani
Menjadi penunjuk jalanku
Lentera jiwaku
Kubiarkan kumengikuti suara dalam hati
Yang slalu membunyikan cinta
Kupercaya dan kuyakini murninya nurani
Menjadi penunjuk jalanku
Lentera jiwaku
Lentera jiwaku
Lentera jiwaku
Kupercaya dan kuyakini murninya nurani
Menjadi penunjuk jalanku
Lentera jiwaku
Lentera jiwaku
Lentera jiwaku
Lentera jiwaku...

Tanggapan:

Coba anda cermati lirik lagu ini, apakah anda salah satu orang yang mengalaminya. Apakah anda tetap sukses dan tidak menyesali bahwa pekerjaan anda saat ini tidak sesuai dengan jurusan pendidikan anda, tapi sesuai dengan minat dan cita-cita anda? Have you already follow your passion? Pertanyaan yang saya tanyakan pada anda, juga saya tanyakan pada diri saya.


Bila kita renungkan, cita-cita dan minat, potensi adalah sesuatu yang harus kita kejar selagi kita mampu. Lagu dan klip ini dapat membantu kita menghayati, sudah berapa besarkah kita berusaha untuk follow our passion.....dan meraih impian kita

Apakah kita sudah melakukan langkah besar untuk mencapainya? atau kita bahkan belum menyadari apa sebenarnya passion kita?Dalam video klip lentera jiwa yang dibawakan oleh nugie, mata kita menjadi lebih terbuka, bahwa dengan mengikuti passion kita, tentunya dengan usaha keras, ada chance untuk meraih kesuksesan. Pertanyaannya, bagaimana mereka bisa sukses padahal tidak menggeluti bidang itu secara akademis, hanya meminati saja dan mungkin belajar otodidak. Ketika saya mengajukan pertanyaan itu pada diri saya, benak saya menjawab "karena dengan mengikuti passion kita, menjadi energi untuk kita dalam melakukan pekerjaan tersebut dengan baik"

Jadi apa sia-sia kita menjalani pendidikan kita saat ini, sementara nanti kita akan bekerja dibidang yang betolak belakang. Menurut saya, tentu tidak. Tidak pernah ada kata "salah" dan "percuma" dalam belajar. Setiap ilmu dan pengetahuan yang kita dapat, merupakan bekal kita sepanjang hidup. Bagaimana menurut anda?












Read more... Have You Already Follow Your Passion